Wacana Gender
Oleh: Wahyu Lisma Siami
Gender adalah wacana kontemporer
yang sangat menyita banyak kalangan, mulai dari remaja, kalangan aktivis
pergerakan, akademisi, agamawan, mahasiswa, pemerintah, serta kalangan
legislatif. Tujuan wacana ini adalah memutuskan ketidakadilan sosial
berdasarkan perbedaan jenis kelamin, selanjutnya berupaya mewujudkan kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan pada aspek sosialnya. Dengan masuknya wacana ini
kel wilayah keislaman maka para intelektual Muslim tidak bisa mendiamkan begitu
saja dengan mengabaikan wacana ini. Gender dan sex adalah dua kata yang
memiliki arti yang sama namun berbeda konotasi. Keduanya sama memiliki arti
jenis kelamin jika sex berkonotasi natural dan bersifat “given” karena
ciri-ciri yang dikandungnya adalah ciri-ciri biologis dengan sifat dan watak
yang mengikuti ciri biologis tersebut. Sedangkan gender berkonotasi kebiasaan
atau sifat-sifat sebagai human constraction atau social and cultural
constraction. Sex sifat dan ciri tidak dapat ditukar namun gender dapat
ditukar.
Hampir semua argument dalam gender
berawa; dari sebuah asumsi, bahkan melalui sejarah yang panjang dan dibentuk,
disosialisasikan, diperkuat dan dikonstruksikan secara sosial dan kultural,
termasuk tradisi keagamaan. Gender bukanlah sekedar istilah namun juga
terkandung konsep yang penuh dengan nilai, di dalamnya ada visi, filosofi
bahkan ideologi. Gender sebagai gerakan menuju kepada Gerakan keperempuanan
atau biasa dikenal sebagai feminism. Wilayah ini menjadi pekerjaan pegiat
feminism yang biasanya membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM. Dalam kegiatannya LSM LSM tersebut memiliki
kesamaan, namun ternyata LSM feminism terdiri beberapa karakter diantaranya
yaitu aliran feminism liberal, feminism kultural, feminism radikal dan feminism
sosialis (Carol, 1979).
Feminisme liberal lebih menekankan
pada hak-hak sipil kaum perempuan. Aliran ini juga memandang bahwa kaum
perempuan bebas mengambil keputusan atas seksualitasnya dan hak reproduksi
mereka. Feminism kultural, aliran ini mengaitkan nilai kehidupan dengan nilai
tradisional perempuan, seperti bela rasa, pengasuhan, pengelolaan lingkungan
hidup dan nilai kemanusiaan yang menekankan moral. Feminism radikal menekankan
kepada penghapusan merajalelanya dominasi laki-laki terhadap kehidupan, mulai
dari dominasi laki-laki terhadap perempuan hingga dominasi laki-laki terhadap
kekuasaan. Feminisme sosial yaitu menekankan kepada persoalan dominasi
laki-laki kapitalis berkulit putih dalam perjuangan keadilan ekonomi global.
Sedangkan untuk kasus di Indonesia lebih dominan dengan feminism liberal.
Teori gender hakikatnya tidak lepas
dari konsepsi Barat tentang Wanita dimasa lalu yang begitu rendah di mata
mereka. Feminis berasal dari kata femina merupakan kombinasi dari fe artinya
iman dan mina atau minus artinya kurang, jadi femina artinya
kurang iman. Oleh karena itu Wanita di barat dahulu dianggap makhluk yang hina
dan tidak dapat dipercaya. Konsepsi merendahkan ini menghasilkan sikap sosial
yang diskriminatif dan tidak adil terhadap Wanita. Gender adalah teori tentang
perbedaan laki-laki dan perempuan menurut perspektif sosial budaya bukan
perspektif biologis.
Gender yang lahir dari realitas sosio-kultural masyarakat Barat dan masyarakat barat saat ini mendominasi kebudayaan dunia diantaranya mendominasi wacana sosial, politik, ekonomi,, budaya dan masih banyak lagi. Tidak ketinggalan ayat al-Quran diikut-ikutkan dalam wacana mereka. Ayat al-Quran yang seharusnya dipahami dengan kaidah yang menjadi pegangan adalah kata-kata yang umum dan bukan sebab khusus) namun mereka membaliknya yang menjadi pegangan adalah sebab yang khusus dan bukan kata-kata yang umum). Wallahu a’lam bi shawab
0 Response to "Wacana Gender"
Posting Komentar