KP Romantis: Rupa-rupa Gerakan Mahasiswa 4.0
Februari 18, 2019
Add Comment
Kajian KP Romantis
"Rupa-Rupa Gerakan Mahasiswa 4.0"
Pemantik: Sulaiman Thahir, S. H (Ketua KP KAMWIL D.I.Y)
Senin, 18 Februari 2019
Waktu: 16.00-18.00 WIB
Tempat: Selasar CH (Convention Hall) UIN Sunan Kalijaga
Gerakan mahasiswa sebelumnya sangat aktif, aksi-aksi terjadi pada masa awal dan pertengahan reformasi, seminar dan diskusi banyak digelar. Kemudian tercetus revolusi industri 4.0 terutama pada masa rezim Jokowi dan ghirah gerakan mahasiswa menurun sejak saat itu.
Berbeda dengan kondisi pada masa SBY, gerakan mahasiswa aktif aksi dan mengkritik pemerintah. Sekarang, kebijakan-kebijakan pemerintah menjadikan gerakan mahasiswa kopong/ kosong. Terbukti dengan terjadinya kampanye-kampanye tanpa pengkritisan, dan berbagai kebijakan-kebijakan di kampus yang mendiskreditkan gerakan mahasiswa.
Awal mula kemunduran kita, 4 tahun terakhir kita kehilangan ghirah, dan belakangan malah kita atau mahasiswa secara umum rajin mengikuti acara-acara reality show yang hanya kebanyakan humor daripada bahasan tentang hal-hal penting mengenai negara atau masyarakat.
Ini yang mnejadi gambaran betapa kroposnya kita, tidak hanya aksi yang redup namun seminar, diskusi dan kegiatan terjun pada masyarakat yang tak terlihat lagi.
Mahasiswa tak dapat mencerminkan sifat intelektualitas mereka pada masyarakat ataupun khalayak umum. ukuran aktif mahasiswa juga diukur dengan acara diskusi seminar yang digelar, berapa banyak yang ikut seminar atau diskusi di kampus.
Heroisme mahasiswa bukan hanya hilang di jalan, seminar namun juga ketidakmampuan mahasiswa bicara tentang lingkungannya, masyarakat sekitar dan negara.
Apa yang harus kita lakukan pada masa revolusi industri 4.0 ini?
Revolusi industri pertama pada 1750 (revolusi; perubahan yang radikal, mengubah manusia dari hal paling mendasar). Dulu sebelum revolusi industri, manusia tak dapat melakukan pekerjaan sehari-harinya dengan cepat, efektif, dan mudah. berkisar pada 1750-1850 revolusi industri 1 ditandai dengan penggunaan air dan uap.
Kemudian pada tahun 1870 revolusi industri ke-2 ditandai dengan penemuan radio. Selanjutnya pada 1960 terjadi revolusi industri ke-3 ditandai dengan penemuan komputer dan aktivitas manusia menjadi mudah, dan terasa real-time dalam interaksi komunikasi manusia.
Ini menjadi cikal bakal revolusi industri 4, dan akhirnya terbitlah revolusi industri dengan internet menjadikan aktivitas manusia bergantung dengannya. Dari berbagai revolusi yang terjadi ada sesuatu yang mesti dikorbankan menjadi tumbal, misal banyak lapangan kerja yang hilang karena timbul mesin sebagai alat praktis dalam menjawab kebutuhan manusia.
Celakanya hal ini juga berimbas pada gerakan mahasiswa, yang dulunya memprotes atau kritik pemerintah harus jalan dan berorasi di depan gedung pemerintahan, sekarang bisa dengan hanya di rumah memakai internet (ex; change.org) hal di luar sana dapat diubah, kebijakan pemerintah banyak berubah karena kegiatan 4.0 seperti ini.
Heroisme gerakan mahasiswa di jalan juga meredup akibat hal ini. Dengan zaman yang sedemikian rupa, gerakan mahasiswa kehilangan taringnya. Dulu memprotes pemerintah memakai tenaga untuk turun ke jalan, berbeda dengan gerakan digital.
Apakah gerakan mahasiswa harus dibubarkan karena hal ini? Apakah kegelisahan ini akan berakhir beberapa saat lagi atau beberapa tahun kedepan?
Aktivitas kehidupan kita ini bersifat opini publik. Segala sesuatu yang muncul dari opini publik akan berakhir sewaktu-waktu. Kekhawatirkan kita sekarang adalah redupnya gerakan mahasiswa begitu pula seperti meredup dan hilangnya revolusi industri yang sebelumnya. Oleh karena itu, praktek ijtihad sangat berperan disini.
Tugas kita mesti menyesuaikan gerakan mahasiswa dengan zaman ini. KAMMI harus mengubah cara berpikir dan cara bergeraknya. KAMMI harus dapat melakukan itu dengan ijtihad membaca zaman.
Meskipun ada hal-hal fundamental yang tidak serta merta dapat diubah. ini terjadi pada aksi 212 dengan aksi media sosial dan tersentral pada aksi jalanan di jakarta itu. Kekuatan massa sangat berperan di satu sisi. Kita tidak hanya bertumpu pada kekuatan digital, media. Kita perlu bahan mentah dengan aksi-aksi real di jalanan dan diangkat pada media sosial menjadi tembakan pada kebijakan-kebijakan pemerintah.
Ijtihad bukan mengubah diri kita, namun cara berpikir dan gerak kita. Tidak seketika memberangus semua yang tidak sesuai dengan zaman kita. Jika kita melihat sejarah, semua perubahan terjadi dengan cikal bakalnya dari sekelompok komunitas seperti pada zaman nabi muhammad dan di barat pada abad pertengahan.
Kita dapat bertahan melewati zaman dengan berijtihad menjawab tantangan zaman. Cara berpikir atau aktivitas kita bisa berubah karena tempat, kondisi suasana yang mendorong kita berbuat ijtihad atau tidak kita akan mati ditelan zaman.
Pertanyaannya adalah apakah kita sudah berijtihad atau belum? kalau belum, kita hanya menunggu kematian gerakan ini. Kemiskinan yang terjadi di negeri ini dapat terselesaikan tanpa negara namun dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lembaga filantropi. Oleh karena itu, walaupun tak ada negara, pemerintah, sebenarnya kita dapat bertahan dengan lembaga-lembaga filantropi tersebut.
Mari kita lihat kondisi Lombok dan Palu pasca bencana alam yang dibangun oleh kelompok-kelompok filantropi. Konsep seperti itu muncul awal pada negara inggris, gerakan-gerakan sosial seperti lembaga-lembaga filantropi sangat berperan saat waktu itu inggris sibuk menjajah negara lain. Akhirnya muncullah lembaga-lembaga tersebut dalam masyarakat. Di KAMMI ada LSO filantropi seperti Rumah Kammi Peduli (RKP) dsb.
Diskusi: Rekayasa sosial adalah bahasa lain dari ijtihad. apakah ada rekayasa sosial yang kita lakukan? aktivitas ijtihad adalah aktivitas rekayasa sosial. ijtihad harus dilakukan aktivis sesuai lingkungan masing2. Bukan merubah gerakan, tetapi merubah penafsiran gerakan sesuai zaman, bukan juga merubah sesuatu yang fundamental.
Demikian pula, untuk menjaga ghirah pergerakan harus senantiasa menjaga keeratan pergerakan dengan berbagai cara masing-masing.
oleh Divisi Literasi KP KAMMI UIN SUKA
#KPRomantis #YukKajianKP #BersamaKPdiJalanDakwahyangBerliku
0 Response to "KP Romantis: Rupa-rupa Gerakan Mahasiswa 4.0"
Posting Komentar