-->

01 Juni yang Membawa Razan al-Najjar Pergi




By: Lisa Aulia*

Jum’at, 1 Juni 2018 menjadi hari yang untuk kesekian kalinya membawa luka bagi umat muslim di seluruh dunia. Di bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan rahmat ini harus menjadi bulan atas kepergian salah satu pahlawan muslimah dari negeri Palestina. Dialah Razan al-Najjar, salah satu sukarelawan tenaga medis bersama kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Keberaniannya mengobati masyarakat Palestina di tengah-tengah perang dengan Israel membuatnya dikenal dunia. Seorang perempuan berumur 21 tahun yang tetap tangkas dalam mengobati warga Palestina di tengah hiruk-pikuk peperangan.

era.id

Razan al-Najjar merupakan orang ke-119 yang meninggal dalam aksi protes yang dikenal dengan sebutan Great Return March. Saat itu Razan sedang berusaha menolong seorang laki-laki yang terkena tabung gas air mata. Penembakan terjadi tepat setelah laki-laki tersebut berhasil dibawa ke ambulans. Dia berada 100 meter dari pagar saat penembakan itu terjadi. Saat itu, terlihat dua atau tiga peluru meluncur dan tepat mengenai dadanya. 

Dia sempat dibawa ke ruang operasi,  namun karena kondisinya yang cukup parah membuat nyawanya tak tertolong. Sebelum insiden penembakan, Razan sudah beberapa kali mengalami cidera termasuk terkena gas air mata. Akan tetapi, dia tidak pernah takut untuk terus menolong warga Palestina, tak terkecuali di wilayah paling krusial sekalipun. Para saksi yang melihat penembakan ini secara langsung mengatakan bahwa sebelum penembakan terjadi, Razan sudah mengangkat tangannya tinggi-tinggi, sangat jelas, namun tentara Israel tetap melakukan penembakan. Insiden ini terjadi di pagar perbatasan di dekat Khan Younis, Gaza.

Israel menyatakan bahwa tentaranya hanya menembak orang-orang yang mencoba melintasi pagar pada saat aksi protes dan menunjuk Hamas sebagai pihak yang bersalah atas kejadian ini. Palestinian Medical Relief Society (PMRS), organisasi tempat Razan menjadi relawan mengutuk aksi penembakan tersebut. Mereka mengatakan bahwa menembak anggota medis merupakan “kejahatan perang” menurut Konvensi Jenewa.

Great Return March merupakan protes yang dilakukan warga Palestina, menuntut Israel agar mengembalikan tempat tinggal mereka yang saat ini sedang diduduki Israel. Protes ini dimulai sejak 30 Maret 2018 dengan 14 Mei sebagai puncaknya. Aksi ini memakan korban hingga 61 orang yang semuanya merupakan warga Palestina. 

Dunia seketika berduka mengetahui kabar memilukan ini. hanya beberapa saat setelah kematian Razan al-Najjar, sosial media dipenuhi oleh kalimat-kalimat duka cita dari seluruh dunia. Tidak ada yang rela dengan kepergian Razan al-Najjar. Langit-langit dipenuhi kesedihan atas kepulangan sang pahlawan. Ribuan warga Palestina turut mengantarkan jenazah menuju tempat peristirahatan terakhir. Prosesi pemakaman pun berlangsung penuh haru. Untuk kesekian kalinya warga Palestina harus berduka, entah sampai kapan. 

Perempuan cantik yang memiliki lima saudara ini dipandang amat membanggakan, terkhusus di mata sang ayah juga teman-temannya atas keberanian dan ketulusannya menolong warga Palestina. Dua bulan sebelum penembakan terjadi, Razan al-Najjar menyadarkan banyak orang dengan kalimat indahnya, “Saya akan merasa sangat malu kalau saya tidak ada untuk membantu warga Palestina. Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk ada di sini dan membantu mereka yang terluka.”

*Aktivis KAMMI UIN Jogja dan aktif di KAMMI Menulis

0 Response to "01 Juni yang Membawa Razan al-Najjar Pergi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel