01 Juni yang Membawa Razan al-Najjar Pergi
Juli 16, 2018
Add Comment
By:
Lisa Aulia*
Jum’at,
1 Juni 2018 menjadi hari yang untuk kesekian kalinya membawa luka bagi umat
muslim di seluruh dunia. Di bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan rahmat
ini harus menjadi bulan atas kepergian salah satu pahlawan muslimah dari negeri
Palestina. Dialah Razan al-Najjar, salah satu sukarelawan tenaga medis bersama
kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Keberaniannya mengobati
masyarakat Palestina di tengah-tengah perang dengan Israel membuatnya dikenal
dunia. Seorang perempuan berumur 21 tahun yang tetap tangkas dalam mengobati
warga Palestina di tengah hiruk-pikuk peperangan.
era.id
era.id
Razan
al-Najjar merupakan orang ke-119 yang meninggal dalam aksi protes yang dikenal
dengan sebutan Great Return March.
Saat itu Razan sedang berusaha menolong seorang laki-laki yang terkena tabung
gas air mata. Penembakan terjadi tepat setelah laki-laki tersebut berhasil
dibawa ke ambulans. Dia berada 100 meter dari pagar saat penembakan itu
terjadi. Saat itu, terlihat dua atau tiga peluru meluncur dan tepat mengenai
dadanya.
Dia sempat dibawa ke ruang operasi,
namun karena kondisinya yang cukup parah membuat nyawanya tak tertolong.
Sebelum insiden penembakan, Razan sudah beberapa kali mengalami cidera termasuk
terkena gas air mata. Akan tetapi, dia tidak pernah takut untuk terus menolong
warga Palestina, tak terkecuali di wilayah paling krusial sekalipun. Para saksi
yang melihat penembakan ini secara langsung mengatakan bahwa sebelum penembakan
terjadi, Razan sudah mengangkat tangannya tinggi-tinggi, sangat jelas, namun
tentara Israel tetap melakukan penembakan. Insiden ini terjadi di pagar
perbatasan di dekat Khan Younis, Gaza.
Israel
menyatakan bahwa tentaranya hanya menembak orang-orang yang mencoba melintasi
pagar pada saat aksi protes dan menunjuk Hamas sebagai pihak yang bersalah atas
kejadian ini. Palestinian Medical Relief Society (PMRS), organisasi tempat
Razan menjadi relawan mengutuk aksi penembakan tersebut. Mereka mengatakan bahwa
menembak anggota medis merupakan “kejahatan perang” menurut Konvensi Jenewa.
Great
Return March merupakan protes yang dilakukan warga
Palestina, menuntut Israel agar mengembalikan tempat tinggal mereka yang saat ini
sedang diduduki Israel. Protes ini dimulai sejak 30 Maret 2018 dengan 14 Mei
sebagai puncaknya. Aksi ini memakan korban hingga 61 orang yang semuanya
merupakan warga Palestina.
Dunia
seketika berduka mengetahui kabar memilukan ini. hanya beberapa saat setelah
kematian Razan al-Najjar, sosial media dipenuhi oleh kalimat-kalimat duka cita
dari seluruh dunia. Tidak ada yang rela dengan kepergian Razan al-Najjar.
Langit-langit dipenuhi kesedihan atas kepulangan sang pahlawan. Ribuan warga
Palestina turut mengantarkan jenazah menuju tempat peristirahatan terakhir. Prosesi
pemakaman pun berlangsung penuh haru. Untuk kesekian kalinya warga Palestina
harus berduka, entah sampai kapan.
Perempuan cantik yang memiliki lima saudara
ini dipandang amat membanggakan, terkhusus di mata sang ayah juga
teman-temannya atas keberanian dan ketulusannya menolong warga Palestina. Dua bulan
sebelum penembakan terjadi, Razan al-Najjar menyadarkan banyak orang dengan
kalimat indahnya, “Saya akan merasa sangat malu kalau saya tidak ada untuk
membantu warga Palestina. Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk ada di
sini dan membantu mereka yang terluka.”
*Aktivis KAMMI UIN Jogja dan aktif di KAMMI Menulis
0 Response to "01 Juni yang Membawa Razan al-Najjar Pergi"
Posting Komentar