Catatan Perjalanan : Ayat-ayat Allah di 2300 mdpl
Juni 20, 2018
Add Comment
Oleh : Jaelani A.
Dalam kehidupan kampus, mahasiswa dengan segala kesibukanya dituntut untuk terus aktif dan terus bergerak. Mulai dari perkuliahan yang padat, tugas-tugas yang mesti diselesaikan, dan terlebih lagi dengan berbagai kegiatan organisasi maupun komunitas yang dijalani. Dengan kegiatan yang padat dan dilakuan secara rutin, bukan tidak mungkin kita merasakan kelelahan. Hingga samapailah kita berada di satu titik yang disebut sebagai kebosanan. Pada akhirnya kebosanan ini menjadikan kita sebagai mahasiswa dak lagi proaktif dan bermalas-malasan atau dinamai sebagai futur .
Mugni/KAEDIA
Secara sederhana, Ibnu Mandhur memaknai futur sama dengan arti malas setelah bergerak dengan sungguh-sungguh. Hampir serupa, Ustadzah Lafah Munawarah seorang kandidiat dokter Universitas Kuwait menyatakan futur sebagai penyakit yang dapat menimpa sebagian kaum muslimin atau sebagian akvis, bahkan menimpa secara pratikal (perbuatan).
Futur di Aktivis Dakwah
Nashih Ulwan Azzuhdi, Alumni Universitas UIN Sunan Kalijaga yang sekaligus aktivis dakwah berpendapat bahwa futur lumrah terjadi di kalangan aktivis, terlebih lagi apabila ikatan ukhwah dalam dakwah tersebut terasa kurang. Untuk itulah rihlah atau istilah umum lebih dikenal refreshing dapat menjadi saranana untuk memperkuat ukhwah Islamiyah di kalangan aktivis dakwah.
Melihat betapa esensinya rihlah dalam memperkokoh solidaritas sosial, maka Harakatul Fataa, salah satu angkatan di aktivis dakwah KAMMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan rihlah. Acara tersebut berlansung selama dua hari di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Salah satu tujuan utama rihlah adalah Puncak Cikunir yang berada 2300 meter dpl. Selama ini Cikunir dikenal sebagai tempat wisata yang menghadirkan golden Sunrise nan eksotis dan pemandangan alam yang memanjakan mata.
Mugni/KAMEDIA
Dengan keindahan alam yang telah diciptakan Allah SWT , maka kita dapat melepaskan penat sambil mensyukuri nikmat yang telah Allah anugerahkan. Dapat dikatan, selain sebagai salah satu sarana untuk memperkuat ukhwah islamiyah, rihlah dapat dijadikan ajang untuk mentadabburi ayat-ayat Allah SWT. Dengan begitu, perasahan lelah dan futur setelah beraktivitas dan berdakwah berganti menjadi lillah.
Penulis adalah aktivis KAMMI UIN Jogja dan Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2015 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
0 Response to "Catatan Perjalanan : Ayat-ayat Allah di 2300 mdpl"
Posting Komentar