Resensi Buku Mufakat Firasat : Mencari Hikmah melalui Jejak Sejarah

Oleh : Ananda Puspita

republika.co.id

Judul Buku           :  Mufakat Firasat; Penjelajahan Sejarah bagi Penghikmahan Gerakan Islam

Pengarang            :  Yusuf Maulana

Nama Penerbit      :  Muda Cendekia, Samben Library

Tahun terbit         :  2017

Ketebalan            :  xxxii+425 hlm

ISBN                   :  978-602-7887-06-9

“... refleksi atas panorama peristiwa yang terbentng dalam banyak masa, hingga kemudian diikat dalam untaian menjelajah firasat.”

Yusuf Maulana selaku penulis buku ini meyebutkan demikian. Dalam untaian kalimat sebelumnya dimunculkan pemaknaan hati oleh Al Ghazali sebagai raja, maka wazir yang jujur dan terkadang benar-benar lugu itulah firasat (hlm xxiii). Maka dari situ, firasat yang akan membawa pembaca disini bukanlah firasat yang membawa pada mitos dan sejenisnya melainkan pada penghayatan atas kejadian pada tokoh-tokoh besar dalam sejarah.

“ Setelah itu ingatlah jejak kehancuran hanya karena silap remeh..”( hlm 103)

Tanpa sadar, seringan meneguk kopi sembari menelaah makna, pembaca diajak untuk berkeliling dari masa-masa yang telah lampau. Mempesona namun sekaligus menyalakan titik-titik kesadaran dalam melihat keadaan zaman sekarang. Tak hanya bersumber dari satu ruang, melainkan banyak sekali Yusuf Maulana membukakan pintu menuju sejarah yang menyeluruh dari Granada hingga Indonesia, dari Ibnu Sina, Copernicus hingga Rasuna Said, Hasan Baw. Lintang melintang, loncat meloncat dari waktu yang satu ke waktu yang lain. Lantas masa kini milik pembaca ialah ruang yang berguna tak sekedar perkara tahu dan menghafal, melainkan membaca dan menerjemahkannya sebagai langkah-langkah memaknai hari ini.

Pesona sampul yang dirancang sedemikian rupa, pada pandangan pertama akan membuat pembaca mengira tengah berhadapan dengan semacam buku babon dengan gaya penulisan yang memusingkan. Namun, jangan salah, sesuai dengan motivasi penerbitan yang hendak membersamai langkah para aktivis pergerakan memasuki ranah intelektual, tulisan disana memilih bentuk populer yang mengalir dan mudah untuk dipahami.

*Ananda Puspita merupakan kader KAMMI UIN Jogja 

angkatan Saffa 2016 dan aktif di Humas KAMMI

UIN Jogja hingga sekarang.

Tulisan ini pernah dimuat di E-Majalah KAMEDIA edisi I/Desember 2017

Share this post