Kisah Petruk dan Anoman
Januari 09, 2018
Add Comment
Oleh : Hermanto Kurniawan
Ada yang dirasa aneh,
kala begulirnya hari
Seorang Abdi nan kurus, Si Petruk.
Hingga Petruk mereintih :
“Tuhan ijinkan hamba tersenyum”,
walau hatinya hampa dan kusam, sebab
sosoknya orang kecil
yang tak punya limpah harta dan kearifan.
Petruk jua ingin bersanding
sesosok putri bersayap malaikat kahyangan,
walau dirinya bukan,
Arjuna yang cerdas rupawan dan bersorban,
Bagi Petruk senyum merupakan,
caranya bersyukur kan karunia Tuhan.
Ada jua sedang bermurung,
kala jua bergulir hari
seorang pertapa berwujud kera, Si Anoman.
Anoman berbulu putih,
menatap ruang-ruang sekitar yang hampa.
Sebenarnya Anoman berada di penempaan ntuk mengarif,
serta singkap mutiara dari Guru Sejati,
agar dapat kearifan makna keberadaannya
harusnya cahaya sejuk teranginya,
namun ada mendung gelap tutup kalbu
yang timbul rana kelam pekat
buatnya rasa ingin tangis
peluh bening di pelupuk matanya.
Mungkinkah Sang Guru Sejati
di singgasana langit mengujinya.
Saya adalah seorang yang suka menguntai kata-kata yang masih pada taraf amatir.
Aktivitas saya sedang belajar di Universitas UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam. Semoga ini bisa memberikan kontribusi bagi banyak orang, walau masih sederhana.
Ada yang dirasa aneh,
kala begulirnya hari
Seorang Abdi nan kurus, Si Petruk.
Hingga Petruk mereintih :
“Tuhan ijinkan hamba tersenyum”,
walau hatinya hampa dan kusam, sebab
sosoknya orang kecil
yang tak punya limpah harta dan kearifan.
Petruk jua ingin bersanding
sesosok putri bersayap malaikat kahyangan,
walau dirinya bukan,
Arjuna yang cerdas rupawan dan bersorban,
Bagi Petruk senyum merupakan,
caranya bersyukur kan karunia Tuhan.
Ada jua sedang bermurung,
kala jua bergulir hari
seorang pertapa berwujud kera, Si Anoman.
Anoman berbulu putih,
menatap ruang-ruang sekitar yang hampa.
Sebenarnya Anoman berada di penempaan ntuk mengarif,
serta singkap mutiara dari Guru Sejati,
agar dapat kearifan makna keberadaannya
harusnya cahaya sejuk teranginya,
namun ada mendung gelap tutup kalbu
yang timbul rana kelam pekat
buatnya rasa ingin tangis
peluh bening di pelupuk matanya.
Mungkinkah Sang Guru Sejati
di singgasana langit mengujinya.
Saya adalah seorang yang suka menguntai kata-kata yang masih pada taraf amatir.
Aktivitas saya sedang belajar di Universitas UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam. Semoga ini bisa memberikan kontribusi bagi banyak orang, walau masih sederhana.
0 Response to "Kisah Petruk dan Anoman"
Posting Komentar