-->

Awal Mula Peradaban Dibangun

            Sudah mafhum dalam kalangan umum bahwa Islam menjadi peradaban dunia berawal dari masjid. Kejayaan peradaban Islam berawal dari masjid, maka tak heran apabila pemerintah kolonial Belanda membuat masjid terpinggirkan dari umat Islam. Mereka tahu betul peran penting masjid yang bukan hanya sebagai tempat ibadah saja. Pemerintah kolonial sangat mengerti akan itu, sehingga mereka mengusahakan agar umat Islam jauh dari masjid dengan berbagai cara; masjid didekatkan dengan kuburan agar tak ada yang kesana, masjid hanya diizinkan untuk ritual agama saja; kegiatan masjid dibatasi; bahkan ketika kebudayaan masjid telah mengakar kuat dan berada di tengah kota, mereka membuat masjid penuh dengan klenik dan takhayul. Maka tak aneh jika hari ini kita melihat masjid besar dekat pusat pemerintahan tetapi penuh dengan klenik dan takhayul.


              Alkisah dahulu Bapak Sholahuddin Al-Ayubi pernah dijodohkan dengan seorang putri raja, namun ia menolaknya. Ibu Sholahuddin Al-Ayubi pun pernah dijodohkan dengan seorang pangeran, dan ia menolaknya pula. Ajaibnya, kedua orang tersebut menolak dengan alasan yang sama; ingin berjodoh dengan orang yang bercita-cita membebaskan Al-Aqsa. Dan keduanya dipertemukan dengan alasan yang sama; bercita-cita membebaskan Al-Aqsa. Akhirnya keduanya melahirkan seorang bayi yang kelak Allah anugerahkan nikmat kepadanya berupa memimpin pasukan yang membebaskan Al-Aqsa.

              Dari kebudayaan masjid yang  dijauhkan dari umat kemudian dibuat segala proses yang membuat umat Islam benar-benar jauh dari Islamnya. Barat ( didalamnya termasuk juga pemerintah kolonial ) berhasil membuat Islam hanya sekedar agama ritual saja, tak lebih. Mereka menjajah bukan hanya fisik dan sumber daya alam, namun pemikiran dan mindset juga. Hal yang amat terasa dari penjajahan Barat adalah lewat pendidikan, bahkan sampai sekarang penjajahan itu masih terasa. Saat ini Barat telah sadar bahwa penjajahan secara fisik sudah tidak zaman lagi. Penjajahan sekarang adalah penjajahan memakai pemikiran, memakai pihak ketiga (  proxy war ), memakai ekonomi, mamakai tangan pribumi. Penjajahan pemikiran sampai sekarang masih terus gencar dilakukan, dan yang paling terasa dari penjajahan pemikiran adalah bidang pendidikan.

               Dalam buku Mengapa Umat Islam Tertinggal Syeikh Syakib Arslan menjelaskan bahwa salah satu faktor kemuduran umat Islam adalah merasa rendah terhadap bangsa lain, merasa inferior terhadap bangsa lain. Sehingga tak percaya akan kemampuan diri sendiri. Umat Islam kagum kepada bangsa lain karena indahnya peradaban mereka, dan mereka lebih percaya akan peradaban orang lain karena (terlihat) telah terbukti berhasil. Akhirnya  mengadopsi peradaban Barat.

               Pengertian Barat disini bukanlah Barat secara geografis, namun Barat dalam pengertian segala hal yang berusaha untuk melemahkan Islam. Sehingga bisa jadi ‘Barat’ ada disebelah Timur. Mengapa kata ‘Barat’ terkesan bermusuhan dengan Islam? Hal ini karena proses sejarah yang panjang.

                Proses untuk mengembalikan peradaban emas Islam sangat susah. Berbagai hal telah dilakukan, perjuangan yang lama dan melelahkan. Hal penting dari sekian banyak usaha adalah dengan cara Islamisasi Sains, teori yang terkenal dan menyeluruh tentang ini adalah Islamamisasi Sains secara Paradigma oleh Syed Naquib Al-Attas. Yaitu Islamisasi Sains secara menyeluruh dan mengharuskan perombakan dari asal-usul pengetahuan. Hal ini terkait erat dengan pendidikan, karena Islamisasi Sains berarti juga akan berdampak pada Islamisasi pendiikan. Jika pendidikan sudah terislamisasi maka peradaban emas itu mulai merekah muncul kembali.

                Saat ini berbagai usaha Islamisasi sains dan Islamisasi pendidikan terus dilakukan, berbagai seminar, penelitian, ikhtiar dan pencarian ( kita termasuk yang mana? ). Bukan untuk meremehkan usaha yang lain, namun usaha dengan cara ikhtiar adalah usaha nyata yang terasa hasilnya. Ikhtiar inilah menghasilkan produk yang baik, walaupun tidak semuanya baik. Puluhan tahun kajian ini diajarkan dalam seminar namun belum bisa menghasilkan hasil yang terasa besar. Karena dalam seminar pesertanya berupa orang dewasa yang sudah punya isi dan pandangan, sehingga mereka sulit untuk dimasukan pemikiran baru. Selain itu follow up seminar yang kadang tak dilakukan. Inilah kelemahan seminar-seminar dan kajian, hanya sesaat!

               Peradaban dibangun bermula dari pribadi-pribadi yang baik. Pribadi yang baik akan mengahasilkan keluarga yang baik. Semakin banyak keluarga baik terbentuk maka akan menjadi masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik akan melahirkan negara dan bangsa yang baik. Dan bangsa-negara yang baik akan melalahirkan peradaban.

               Untuk melahirkan pribadi-pribadi yang baik tak semudah menulis tulisan ini. Perlu daya dan upaya, perlu strategi dan teknik, perlu pengorbanan waktu dan tenaga. Kadang ketika sudah mendapatkan kader baru, mengikuti banyak proses namun diakhirnya ternyata ‘lepas’. Lepas dan hilang dari peredaran jamaah. Begitulah, memang susah-sulit membentuk pribadi yang  baik. Pembinaan yang lamapun tak menjamin bias membentuk pribadi yang baik. Namun pembinaan itu adalah salah satu upaya untuk membentuk peradaban.

                Akhirnya, kembali ke pembahasan awal, peradaban berawal dari masjid. Peradaban Islam tak akan mungkin lahir bukan dari rahim masjid. Mengapa masjid? Masjid adalah lambang peradaban bukan saja tempat peribadatan. Masjid tempat belajar bagaimana cara tunduk, sujud dan merendah kepada Yang Maha Tinggi. Masjid adalah tempat belajar dan mendapatkan ilmu. Masjid tempat pribadi-pribadi baik terbentuk. Pribadi baik ini yang akan menjadi agent of change masyarakat untuk membentuk peradaban.

oleh : Iqbal ( Staf Kaderisasi KAMMI UIN Sunan Kalijaga )

0 Response to "Awal Mula Peradaban Dibangun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel