-->

PENEKAN BELL JAHIL






“Tinn-tinnnn-tiiinnnn-tin-tin” begitulah lagu wajib Jakarta, sangat merdu juga gurih jika di

dengar. Ya, macet sudah menjadi kebiasaan setiap harinya di Jakarta. Di tiap jalan besar, sempit, bahkan

jalan tikus sekalipun tak luput dari kemacetan. Di temani oleh keindahan sinar matahari yang

terik, yang membuat mandi keringat dan menguras otak bagi pengemudi di Jakarta. Tentu tidak

dirasakan bagi seorang dokter Cantik yang setiap hari berjalan kaki dari apartemnnya hingga tempat ia

bekerja, dr.Hani namanya. Seorang dokter Psikolog rumah sakit anak harapan indah yang setiap

harinya berjalan kaki menuju tempat kerjanya. Tak seperti dokter pada umumnya, yang selalu menaiki

mobil mewah kemana-mana, minimal mengendarai motor walau itu butut. Tentu tidak bagi dr.Hani, karena jarak apartemen hingga rumah sakit ia bekerja hanya berjarak 500 meter.

    “drrrrt-drrrt,drrrt-drrrt” di tengah jalan terdengar getaran handphone dari kantong dr.Hani. Diangkatnya sambil berhenti di sisi trotoar dekat pagar pembatas.“halo selamat siang..Hani di sini?”

“siang dok,” terdengar  suara wanita di hapenya.

“siang,dengan siapa ini?”

“Prita dok”

“Prita?”

“ya...mantan pasien dokter dulu”

“owh dek Prita,..” jawabnya santai. Prita dahulu adalah mantan pasien dr. Hani 2 tahun silam. Ia

menjadi pasien dokter Hani karena kasus yang menimpanya dulu. Prita menderita amnesia setelah ia

kecelakaan. Akan tetapi sudah mulai kembali stelah 6 bulan perawatan ”ada yang bisa saya bantu dek

Prita?”

“Kita bisa bertemu dok di apartemen saya sore ini?” tanyanya sambil menahan batuk dan seraknya.

“Prita sakit?..ya nanti saya ke apartemen dek prita..masih yang dulu?”

“iya dok..uhugh..uhugh...terimakasih dok”

“sama sama Prita..” sambil tersenyum dan meneruskan jalan menuju rumah sakit.

****

“ting-tong.....ting-tong” suara dari bel di kamar sebuah apartemen sederhana milik prita.

“sebentar...”prita berteriak lalu bergegas menuju pintu depan.”dokter.....!!”

“selamat malam Prita..”

“malam dok...dokter datang juga..mari masuk dok” sambil menjabat tangan Prita membawa masuk

dr.Hani.

“silahkan duduk dok..mau minum apa?”

“gak usah repot-repot dek prita..” sambil tersenyum memegang pundak Prita. Ya, basa basi yang

mungkin sudah basi bagi orang Indonesia. Tetapi sudah membudaya.

“ahh.. tidak ko dok..mari silahkan duduk...saya sudah menunggu lama loh” seraya menunjukan sofa

merah setengah kusam milik nya. Lalu bergegas ke dapur. Sudah hampir 1 tahun lebih Prita tinggal di

apartemen sederhana di kawasan harapan indah di Jakarta semenjak kejadian yang

meninmpanya. Karena apartemennya yang dahulu sudah ubah menjadi hotel mewah.

Dr. Hani duduk di sofa sebelah kanan dekat vas coklat kosong yang berdiri di sampingnya. Melihat

lihat keadaan sekitar. Tak ada yang menarik, hanya ada sofa merah setengah kusam, yang di depanya

terdapat tv tabung hitam 14 inc. Dan tumpukan buku-buku dan majalah di atas almari kayu berwarna

coklat. Tak layak bagi seorang gadis seperti Prita memiliki ruang tamu yang terlalu sederhana. Terlihat

dari lantai yang masih berebu, dan tumpukan-tumpukan koran bekas di bawah meja yang masih

berserakan. dr. hani hanya tersenyum memandangi gordein yang setengah terbuka.

“penekan bel jahil?” tanya dr. Hani sambil menaruh secangkir teh di meja.

“iya dok, hanya saja setiapa saya pergoki, tak ada seorang pun. Saya bingung bukan

kepalang. Semenjak itu di saat saya ingin tidur saya selalu berhalusinasi ada yang ingin mencelakakan

say. Maka itu saya mengundang dokter, sedikit ingin konsultasi. Karena akhir-akhir ini saya juga susah

tidur.”

“kapan itu tarjadi?”

“kejadiannya setiap hari minggu pagi dok.saya ingin sekali tahu siapa yang selalu iseng. Jadi saat bel

berbunyi, secepatnya saya membuka pintu dan saat membuka pintu tak ada orang satupun di

sana. Sejak itu saya jadi takut membuka pintu. Entah itu hanya orang iseng atau salah dengar. Setiap

saya ingin tidur saya selalu susah untuk terpejam karena memikirkan hal tersebut dan takut jika saya

berahlusinasi yang aneh-aneh.”

“ohh gitu...jadi dek prita memanggil saya dan ingin konsultasikan itu.kenapa tidak lapor polisi saja

dek?”

“tidak berani”

“lalu?”

Kemudian Prita menceritakan semua kejadian demi kejadian dan perlahan dengan suara yang gemuruh

basah, karena sudah hampir 2 minggu Prita mengalami flu. Berawal dari penekan bell iseng 2 bulan

yang lalu. Di setiap hari minggu pagi pukul 5:30. Prita adalah pembawa acara tv swasta yang selalu

tayang setiap minggu pagi jam 7:30. Dulu sebelum kecelakaan ia selalu membawakan acara beritadi

setiap senin hingga kamis jam 7:30. Lalu stelah ia sembuh dari amnesianya ia di pindah tugaskan di

hari minggu dan sudah berjalan selama hampir 1 tahun. Tapi pernah sekali tak di usili dua minggu lalu

karena prita pergi keluar kota dari jumat hingga sabtu.dan saat pulang di sabtu malam ,minggu

paginya tak ada yang menekan bell.

“dek Prita masih bkerja di stasiun tv?. Makanya selalu pulang malam?. Kalau menurut saya dek  Prita

hanya kecapean saja. Itu hal biasa bila dek  Prita selalu sush tidur. Dulu sewaktu saya masih sering

begadang juga agak susah tidur malamnya. Itu karena sudah menjadi kebiasaan dan mungkin saja itu

bel sebelah kamar dek Prita.”

“tapi dok..itu benar bel kamar saya. ya memang saya sering pulang malam,tapi sebelum kejadian bell

berbunyi ini saya biasa saja.tak ada apa-apa.”

Sudah hampir 2 jam lebih prita dan dr. Hani mengobrol. Tak terasa sudah hampir jam 11 malam.

“wah,sudah jam 11”

“aduh maaf dokter saya terlalu panjang ceritanya”

“iya tidak apa-apa. Mungkin saya pulang sekarang ya dek  Prita.”

“lebih baik jangan dok, dokter menginap saja di sini, soalnya kalo malam-malam begini banyak orang

yang jahat berkeliaran.”

Akhirnya dr.Hani memutuskan untuk menginap di apartemen Prita.kebetulan dr. Hani tiap hari

Minggu adalah hari liburnya.

“baiklah Prita.oh ya,mungkin kita bisa menungkap siapa yang selalu membunyikan bell. Besok kan

hari Minggu.”

“iya dok...”

“ting-tong, ting-tong”terdengar sua bel malam-malam. Tak biasanya malam-malam begini ada yang

bertamu.semua menjadi hening.dr hani memandangi Prita dengan raut wajah mengkerut, dan Prita

langsung menoleh kearah pintu.

“siapa malam–malam begini?” tanya Prita ”sebentar”

“apa itu orang isengnya dek?”

“gak mungkin dok, kejadiannya setiap pagi hari, bukan malam. Sebentar saya cek dulu” perlahan Prita

berjalan menghampiri pintu. Langkah demi langkah memulai suasana sunyi mencekam. Terdengar

suara lirih bergetar kaki prita yang terus berjalan.prita meraih gagang pintu sambil menggigit jarinya.

“krekkkkngeekkk”

“s-s-siapa ya?”

Tampak seoarang laki-laki sekitar 30an tahun ,memakai topi merah berinisialkan ABR,memakai baju

haitam dan membewa bungkusan plastik putih.

“selamat malam mbak,pesanan anda sudah sampai.dua paket ayam goreng semuanya jadi 40.000

rupiah!”

“astaga, kirain siapa malam-malam gini,”

“maaf mbak kami telat mengantar,silahkan”

“ohh,iya ..sebentar ya..”

Tak lama prita kembali ke sofa merahnya dan meletakan bungkusan lastik putih di meja.

“siapa dek?”

“pengantar pesanan dok,tadi sore saya pesan ayam goreng,tapi malah sekarang baru sampai.saya

juga hampir lupa..hehe”

Setelah itu mereka makan bersama,lalu rita menceritakan kembali detailnya dan diselingi ngobrol

hal lain bersama dokter hani.

“banyak sekali koran dan bukunya,mau dikemanakan?”tanya dr. Hani sambil melihat lihat buku-buku

yang di tumpuk di samping koran

“mau di buang dok”

“sayang sekali buku-bukunya di buang,kenapa tidak di sumbangkan saja?”

“nanti juga di sumbangkan dok,” Prita setiap minggu pagi selalu membuang sampah-samah kertas

bekas,dan menaruhnya di depan agar dia tidak lupa.jadi setiap malam gadis cantik yang sederhana

ini selalu mepersiapkannya di malam hari dan menaruhnya di depan pintu.

“kamu selalu taruh di situ?”

“iya biar tidak lupa dok”

“setiap kapan kamu melakukanya?”

“setiap malam minggu,soalnya petugas sampah Cuma datang di hari minggu,jadi numpuknya di hari

sabtu.”

“ohh gitu” gumam dr. Hani di dalam hati.terlihat dr. Hani memperhatikan tumpukan buku dan koran

yang di taru di depan pintu tepat di sebelah pagar. Kemudian melihat sekeliling.lalu memperhatikan

kembali tumpukan koran sambil memegang dagunya.

“kenapa dok?”tanya prita kebingungan.

“gak,gak apa-apa”

Kemudian pprita dan dr. Hani masuk. masih seperti tadi,dr. Hani masih memegangi dagunya seraya

berfikir bagaikan sorang yang sedang mengerjakan ujian.lalu dr. Hani memanggil prita sambil

memegang pundaknya”

“ada apa dok?”

“gak, Prita...besok jika orang isengnya ketahuan tolong jangan di marahin ya.”

“kenapa memang?”

“ya nanti kamu lihat saja”

****

“ting-tong-ting-tong” suara bel tepat di pagi buta itu pun kembali berbunyi.ddr. hani terbangun,lalu

membangunkan prita sambil berbisik.

“dek,bangun itu ada suara bel”

Prita msaih belum terbangun. dr.Hani terus membangunkan perlahan

“ting-tong-ting-tong” bel semakin cepat berbunyi bagi tak sebar orang yang memanggil

“hee...iya ada apa dok? Prita bangun sambil mengusap matanya yang masih tersa sayup. Kemudian

terkaget lalu turun dari kasur.”itu dok,bagaimana?”

“Mari kita lihat”jawab dr.Hani sambil memegang pundak Prita

Perlahan mereka keluar kamar, tak sedikit pun suara kaki yang terdengar,hanya suara nafas yang

gegap menghampiri.suara bel berhanti begitu saja, lalu prita bergegas langsung lari membuka

pintu. Setelah iutu tak ada siapapun di sana.bahkan angin pun tak terasa.

“tuh kan dok,gak ada”

“ada, itu..!!” jawab dr. Hani sambil merungkuk di samping tumpukan kran bekas yang akan di buang

“ada?...tikus?..jadi dia!”

“hey hey, bukan.Lihat!”

Prita mulai melepas gagang pintu lalu menghampiri doketr hani.dan ternyata yang di lihat prita

adalah?

“anak kecil?...what?!” terlihat seorang anak kecil laki-laki yang memakai piama merah sambil jongkok

dan bersembunyi di balik tumpukan koran bekas dan buku yang tak terpakai.entah,siapa di

sebenarnya?

“adek,kamu siapa?ko jahil sih mencet bel  kamar orang?” tanya Prita sambil memegang samping

kepala anak kecil itu.tetapi dia tetap diam dan sedikit takut lalu mengeluarkan air mata.“adik

kecil,kenapa ko tidak jawab?nanti mbak bilangin ibumu loh”

“ma..maf..maaf.”anak kecil itu terus merunduk dan matanya berkaca-kaca.

“dia ingin bangunin kamu dek prita,karna di kiara kamu bangun kesiangan dan tidak tampil di berita

pagi kamu itu lho,iya kan adik kecil?”

“i..iya”jawab anak kecil pelan.

Sebenarnya anak kecil tersebut telah kehulangn ibunya 3 bulan yang lalu karena sakit.prita

mengingatkannya pada wjah ibunya yng mirip sekali.

“dek,mbak tahu kamu merasa kesepian karena kehilangan ibumu,tapi jika kamu terus bersedih

karena ibumu,ibumu yang ada di syurga juga akan ikut bersedih.anak laki-laki harus kuat,dan jangan

membuat ibumu bersedih.ok?”

“iya mbak aku faham.”akhirnya anak kecil iytu pergi sambil melambikan tangan dan tersenyum,lalu

mengatakan” selamat tinggal mbak”

THE END...

*Ridwan Muhajir. Prodi Muamalat, 2013. Fakultas Syari'ah dan Hukum.

0 Response to "PENEKAN BELL JAHIL"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel