Catatan Bedah Buku “ Mukaddimah” Ibnu Kholdun
September 23, 2015
Add Comment
Berbicara mengenai tokoh Islam, tidak begitu banyak tokoh yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan multidisipliner seperti al-Allamah Ibnu Khaldun atau nama penuhnya, Abdul Rahman bin Muhammad bin Khaldun.
Hal tersebut ditunjukkan oleh karya-karyanya antara lain : kitab al-‘Ibrar, wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar, fi Ayyam al’-Arab wa al- ‘Ajam wa al-Barbar, wa man Asharuhum min Dzawi al-Sulthan al-‘Akbar (Kitab Pelajaran dan Arsip Sejarah Zaman permulaan dan Zaman akhir yang mencakup peristiwa politik tentang orang-orang Arab, Non- Arab, dan Barbar serta Raja-raja besar yang semasa dengan mereka) dan kemudian dikenal dengan nama kitab al-‘Ibrar. Uniknya, pengantar yng berjudul al-Muqaddimahini menjadikan nama Ibnu Khaldun begitu harum.
Buku Muqaddimah yang kini elah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa dunia menjadi bukti terpenting betapa piawainya Ibnu Khaldun dalam berbagai bidang Ilmu pengetahuan. Keahliannya dalam ilmu sosiologi, filsafat, ekonomi , politik dan budaya sangat nampak dalam kitab tersebut. Pada ruang yang sama, Ibnu Khaldun juga terlihat sangat menguasai ilmu-ilmu ke-Islamnnya, yaitu ketika menguraikan tentang ilmu hadist, fiqh, ushul-fiqh dan lainnya.
Salah satu teorinya tentang ekonomi yang tertuang dalam buku nya tersebut membicarakan mengenai “Model Dinamika”. Teori tersebut memberikan pandangan jelas bahwa semua faktor-faktor dinamika sosial, moral, politik, dan ekonomi meski berbeda namun saling berhubungan satu dengan yang lainnya, baik bagi kemajuan maupun kemunduran pemerintahan dan masyarakat dalam sebuah wilayah atau negara. Selain itu, Ibnu Khaldun juga telah menyumbangkan pemikiran tentang teori produki, teori nilai, teori pemasaran dan teori siklus yang dipadu menjadi teori ekonomi yang kohoren, yang disusun dalam kerangka sejarah.
Dalam sosial politik, Ibnu Khaldun megetengahkan teori tentang ashabiyah sebagai perekat hubungan politik antarwarga dalam sebuah negara. Dengan keluasan wawasan ilmu ini, wajar jika ilmuwan menulis tetang sosok Ibnu Khaldun, antara lain : Spengler yang menulis ‘Economic Thought of Islam – Ibnu Khaldun, Ahmad Ali menulis ‘Economic of Ibnu Khaldun- A Selection, serta T.B Irving menulis ‘Ibn Khaldun on Agriculture’ dan masih banyak lagi literatur lainnya.
Bagian akhir dari ‘Muqaddimah’ Ibnu Khaldun diuraikan mengenai biografi dan perjalanan panjang Ibnu Khaldun. Diantaranya :
1. Sejarah Hidup
Ibnu Khaldun memiliki nama asli “ Abdurrahaman ibnu Kholdun Al-Magribi Al-Hadrami. Digolongkan kepada al-Magribi, karena ia lahir dan dibesarkan di Magrib di kota Tunis. Julukannya Al- Hadrami, karena keturunnya yang berasal dari Hadramut, Yaman. Ibnu Khaldun juga disebutkan sebagai al-Maliki, karena ia menganut madhzab Imam Maliki. Nasab ibnu Khaldun digolongkan kepada Muhammad Ibnu Hasan Ibnu Jabir Ibnu Muhammad ibnu Ibrahim ibnu ‘Abd al- Rahman ibnu Kholid.
Ibnu kholdun dilahirkan di Tunisia pada bulan Ramadhan 732 H/1332 ditengah-tengah keluarga ilmuwan dan terhormat yang berhasil menghimpun antara jabatan ilmiah dan pemerintahan. Beliau hidup antara abad ke-14 dan 15 M ( 1332-1406 M) bertepatan abad ke-8 dan 9 H. Mesir pada saat itu berada dibawah kekuasaan bani Mamluk. Baghdad jatuh ke tangan bangsa Tartar (654-923 H) Yang menimbulkan dampak negaf bagi perkembangan bahasa, sastra dan kebudayaan Arab. Disaat yang bersamaan, berbagai kerajaan muslim di Andalusia muai runtuh satu per satu kota-kota kerajaan islam jatuh ke tangan kaum kristen.
Ayah Ibnu Kholdun bernama Abu Abdullah Muhammad juga berkecimpung dalam bidang politik dan mendalami ilmu pengetahuan dan kesufian dan kakek Ibnu Kholdun adalah Khalid Ibnu Utsman. Ibnu Kholdun mengawali pendidikannya dengan membaca dan menghafal Quran.
2. Guru-guru Ibnu Kholdun
a. Belajar Al-Quran dan Al-Qiraat Al-Hasayiri, bersama Abu ‘Abdullah Muhammad Ibnu Sa’ad bin Burral Al-Anshari.
b. Bahasa Arab, ibnu Kholdun berguru kepada Muhammad Al-syawwasy Al-Zarzali dan Ahmad Ibnu Qassar.
c. Ilmu-ilmu hadist, bahasa Arab, Fiqih. Ketig ilmu tersebut dipelajarinya dari Syaikh Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad Al-Wadiyasyi.
d. Mempelajari kitab Al-muwatta’ karya Imam Malik, oleh Abdullah Muhammad ibn Abdusssalam.
e. Muhammad Ibnu Sulaiman Al-Satti Abd Al-Muhaimin Al-Hadrami dan Muhammad Ibnu Al-abili. Dari keduanya ia belajar ilmu-ilmu pasti, logika dan seluruh ilmu (teknik) kebijakan dan pengajaran disamping dua ilmu pokok ( Quran dan Hadist)
f. Guru dari pengetahuan bahasa, filsafat dan hukum islam yaitu Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim Al-abili dalam ilmu-ilmu filsafat. Syaikh Abd Al-Muhaimin ibnu Al-Hadrami dalam ilmu-ilmu agama, meliputi kitab-kitab Hadist seperti Al-kutu Al-Sittah dan Al-Muwatha’.
Hingga pada usia 20 tahun, ibnu Kholdun berhasil menamatkan palajarannya dan memperoleh berbagai ijazah mengajar dari sebagian besar gurunya setelah ia menimba ilmu dari mereka.
3. Murid-murid Ibnu Kholdun. Diantaranya yang terpenting dan ternama :
a. Sejarawan ulung Taqiyuddin Ahmad ibnu Ali Al- Maqrizi, pengarang buku Al-Suluk li Ma’rifah Duwal Al-Muluk.
b. Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, seorang ahli hadist dan Sejarawan terkenal (w. 852H)
4. Kunjungan Ibnu Kholdun ke Barat dan Timur
Kehidupan Ibnu Kholdun terbagi menjadi tiga periode. Berawal dari Tunisia, hingga berhenti di Kairo.
a. Periode pertumbuhan, belajar dan menuntut ilmu (732-751 H) selama 20 tahun, seluruhnya dihabiskan di Tunisia.
b. Periode bekerja pada jabatan-jabatan administrasi, sekretaris dan politik (751-776 H). Pada periode inilah , Ibnu Kholdun berhasil menulis karya manumentalnya yaitu “Mukaddimah Ibnu Kholdun”
c. Periode mengajar dan menjadi hakim (784-808H). Ibnu Kholdun meninggalkan kehidupan politik seluruhnya dihabiskan di Mesir. Ia berhasil menjabat jabatan hakim sebanyak enam kali, disamping menjadi tenaga pengajar di Al-azhar dan disekolah-sekolah lain di Mesir.
5. Karya-karya Ibnu Kholdun , diantaranya :
a. Kitab Mukaddimah
b. Kitab Al-ibar
c. Kitab At- Ta’rif
Ibnu Khaldun adalah salah satu harta karun dari peradaban Islam, sosok sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang Hafal Quran sejak usia dini. Ia dikenal sebagai ahli politik Islam dan bapak Ekonomi Islam, karena pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis, jauh dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823).
- Cahaya dari Tunisia, Ibnu Kholdun –
Literasi Kepenulisan MI ( Madrasah Intelektual)
Rumpun Ibnu Kholdun, KAMMI UIN SUKA.
Catatan Hasil Kajian dan Diskusi Bulanan,
Kamis, 10 September 2015 @Taman CH
Moderator: Asep Saepullah
Narasumber/pemateri" Zaky Ahmad Rivai
Minggu, 20 September 2015
14.00 WIB
0 Response to "Catatan Bedah Buku “ Mukaddimah” Ibnu Kholdun"
Posting Komentar