-->

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (Pengertian, Dasar, Landasan, Tujuan & Hukum)



Miftachur Rizal K (12360005)
Toto Iswanto (12360006)
Ahmad Muzhaffar (12360010) 
Aidil Ilham Arafah (12360012)

Dosen Pengampu: Dr. Ali Sodiqin, M.Ag

JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB 
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latarbelakang
Islam adalah agama haq yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Dalam menuntun pemeluknya, ada pedoman berupa Al-Quran dan Hadist yang akan membimbing manusia ke jalan yang benar. Salah satu pedoman itu adalah kewajiban manusia untuk menaati segala yang diperintahkan untuk kehidupan yang lebih baik dan menjauhi segala larangan untuk menghindari diri dari perbuatan tercela.
Dalam perjalanan dinamika kehidupan manusia, ternyata manusia tidak hidup sendiri. Untuk itu manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial karena masing-masing mereka diciptakan memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam kondisi seperti ini mereka dituntut untuk saling mengenal dan menghargai, yang akhirnya perlu saling tolong-menolong. 
Setiap orang memiliki keinginan, niat, pikiran, pendapat, sifat, tingkah laku dan lain-lain yang berbeda-beda. Namun pada semua perbedaan itu terdapat juga kesamaan sehingga menimbulkan kesadaran untuk mewujudkan kelompok-kelompok dengan tujuan meningkatkan kesamaannya itu.
Dari kondisi ini maka pasti akan muncul sosok pemimpin diantara sejumlah orang yang memiliki kesamaan itu karena kemampuannya mewujudkan kepemimpinan. Kesamaan itu boleh jadi seperti kesamaan agama, ideologi, suku dan lain-lain sehingga dibentuklah suatu  kelompok yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin.
Dalam makalah ini kita akan membahas lebih banyak tentang kepemimpinan. Kepemimpinan disini lebih mengarah pada tuntunan agama islam dengan prinsip-prinsip yang telah ada dalam Al-Quran dan keteladanan dari Rasulullah SAW. Kepemimpinan (leadership) islam disini akan mengungkap bagaimana pengertian dan tujuan kepemimpinan itu sehingga akan memberikan dampak yang signifikan dari pandangan dan sikap mental sekelompok masyarakat maupun perorangan yang selama ini hilang.
b. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kepemimpinan menurut islam?
2. Apa dasar dan landasan kepemimpinan islam ?
3. Apa tujuan dan hukum kepemimpinan dalam Islam?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Menurut Islam
Kepemimpinan adalah kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Kepemimpinan secara etimologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata “pimpin”. Dengan diawali me menjadi “memimpin” maka berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Masih pada pengertian memimpin, pengertian lain adalah mengetuai atau mengepalai, memandu dan melatih dalam arti mendidik dan mengajari supaya dapat mengerjakan sendiri. Bertolak dari kata memimpin berkembang pula perkataan kepemimpinan, perkataan ini menunjukkan pada semua perihal dalam memimpin, termasuk juga kegiatannya.
Secara terminologis, kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga apa yang menjadi ajakan dan seruan pemimpin dapat dilaksanakan orang lain guna mencapai tujuan yang menjadi kesepakan antara pemimpin dengan rakyatnya.
Kepemimpinan (style of the leader) merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior). Perpaduan antara “leader behavior” dan “leader style” merupakan kunci keberhasilan pengelolaan organisasi; atau dalam skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah atau wilayah, dan bahkan Negara. Banyak pakar manajemen yang mengemukakan pendapatnya tentang kepemimpinan. Dalam hal ini dikemukakan George R. Terry sebagai berikut: “Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela.”
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kepemimpinan ada keterkaitan antara pemimpin dengan berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh pemimpin tersebut. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur lingkungan kepemimpinannya.
Adapun jika dilihat dari segi ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan menuntun, membimbing, memandu  dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT. Kegiatan ini bermaksud untuk menumbuhkembangkan  kemampuannya sendiri di lingkungan orang-orang yang dipimpin dalam usahanya mencapai ridha Allah SWT selama kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman:
….ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهۡتَدِيَ لَوۡلَآ أَنۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُۖ… ٤٣ 
Artinya: "….Segala puji bagi Allah yang telah memimpin kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk….
Firman Allah diatas jelas bahwa untuk mencapai jalan yang diridhai Allah SWT diperlukan para pemimpin yang akan menjalankan kepemimpinan berdasarkan petunjuk-petunjuk-Nya.

B. Dasar dan Landasan Kepemimpinan Islam
a. Dasar Kepemimpinan Islam
1. Dasar Tauhid
Dasar tauhid atau dasar menegakkan kalimat tauhid serta memudahkan penyebaran islam kepada seluruh umat manusia. Dalam al–Qur’an dasar ini dijelaskan dalam berbagai surat dan ayat,  diantaranya QS. Al-Ikhlas ayat  1- 4:
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١  ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢  لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣  وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ٤ 
Artinya: 1. Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"
- QS. al-Baqarah ayat 163
وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ١٦٣ 
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
- QS.  An-Nisa’ ayat 59
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩ 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
2. Dasar Persamaan Derajat Sesama Umat Manusia.
Pada prinsip ini bahwa manusia memiliki derajat yang sama dimata Allah, hanya saja yang membedakan adalah ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dalam ajaran QS. Al-Hujurat: 13 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣ 
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Islam tidak pernah mengistimewakan ataupun mendiskriminasikan individu atau golongan. Semua sama dan tidak ada yang berbeda. Islam juga melindungi hak-hak kemanusiaan siapapun dia, muslim atau non muslim, selama mau hidup bersama dan taat terhadap pemimpin dan menjaga kesatuan dan persatuan.
3. Dasar Persatuan Islamiyyah  (Ukhuwah Islamiyah)
Prinsip ini untuk menggalang dan mengukuhkan semangat persatuan dan kesatuan umat Islam. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam dalam al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 103:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ 
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.

4. Dasar Musyawarah Untuk Mufakat atau Kedaulatan Rakyat
Islam selalu menganjurkan ada kesepakatan dari orang-orang terkait dalam memutuskan suatu perkara yang berhungan dengan kemanusiaan baik dalam kehidupan keluarga, lebih-lebih kehidupan berkelompok untuk menciptakan lingkungan yang damai dan tentram dalam suatu masyarakat tersebut.
Dalam QS. Ali Imran ayat 159 Allah menegaskan tentang pentingnya bermusyawarah dalam memutuskan suatu perkara:
وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩ 
Artinya: dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya

Dan dalam QS. al-Syura ayat 38:
وَٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣٨ 
Artinya: Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Assyuro atau musyawarah diartikan sebagai meminta pendapat kepada orang yang berkompeten dalam urusannya, atau meminta pendapat umat atau orang-orang yang diwakilinya dalam urusan-urusan umum yang berhubungan dengannya.
Dengan pengertian demikian maka umat Islam menjadikan musyawarah sebagai dasar pijakan dalam mengambil keputusan dan menetapkan kaidah-kaidahnya. Dengan musyawarah juga umat islam dapat memilih dan mencalonkan kandidat yang memiliki sikap keadilan dan dianggap memiliki kompetensi dalam kepemimpinan untuk mengurus kepentingan mereka.
5. Dasar Keadilan dan Kesejahteraan Bagi Seluruh Umat.
Atas dasar prinsip ini pemimpin harus menegakkan persamaan hak segenap warganya; maksudnya seorang pemimpin memiliki kewajiban menjaga hak-hak rakyat dan harus dapat merealisasikan keadilan diantara mereka secar keseluruhan tanpa terkecuali.
Prinsip ini didasari firman Allah swt. Pada Surat an-Nahl ayat 90:
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٩٠ 
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Kelima prinsip atau dasar tersebut harus senantiasa dijadikan landasan dalam menetapkan setiap kebijakan pemimpin sehingga tujuan kepemimpinan dalam Islam akan dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.
b. Landasan Kepemimpinan Islam
1. Surat Al-Baqarah ayat 30
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ 
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". 
2. Surat An- Nisa’ ayat 59
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩ 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
3. Surat an-Nur ayat 55
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ 
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,
4. Surat Shad ayat 26
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ 
Artinya: Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi.
5. Surat An-Nahl ayat 89
وَيَوۡمَ نَبۡعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٖ شَهِيدًا عَلَيۡهِم مِّنۡ أَنفُسِهِمۡۖ وَجِئۡنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِۚ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ تِبۡيَٰنٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ ٨٩ 
Artinya; (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

6. Hadits Nabi saw. riwayat Imam Bukhari :
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ 
Artinya: Tidak boleh taat terhadap kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan itu hanya kepada kebajikan.

C. Tujuan dan Hukum Kepemimpinan dalam Islam
Pemimpin memang dibutuhkan oleh umat, baik masyarakat kecil, apalagi masyarakat besar karena dengan adanya pemimpin umat akan lebih teratur dan menjadi baik.Sebaliknya, tanpa pemimpin akan terjadi keresahan, kekacauan dan kehancuran. Oleh sebab itu Islam selalu membimbing pemeluknya agar hidup bersama pemimpin, misalnya imam shalat, imam safar, amil zakat, pemimpin haji, pemimpin rumah tangga, pemimpin perang dan negara.
Dalilnya sebagaimana disebutkan ayat diatas, dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sabdanya:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْأَمِيرُ رَاعٍ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ 
Artinya: "Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari)
Pemimpin ideal yang memiliki ciri kepemimpinan Islam merupakan dambaan bagi setiap orang. Sebab pemimpin itulah yang akan membawa maju-mundurnya suatu organisasi, lembaga, negara dan bangsa. Oleh karenanya, pemimpin mutlak dibutuhkan demi tercapainya kemaslahatan umat. 
Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam Al-Sulthoniyah menyinggung mengenai hukum dan tujuan menegakkan kepemimpinan. beliau mengatakan bahwa menegakkan kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah sebuah keharusan dalam kehidupan bermasyarakat. Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa keberadaan pemimpin dalam kepemimpinannya sangat penting. Artinya antara lain karena kepemimpinan mempunyai dua tujuan: 
1. Likhilafati an-Nubuwwah fi-Harosati ad-Din, yakni sebagai pengganti misi kenabian untuk menjaga agama. 
2. Wa Siyasati ad-Dun-yaa, untuk memimpin atau mengatur urusan dunia. Dengan kata lain bahwa tujuan suatu kepemimpinan adalah untuk menciptakan rasa aman, keadilan, kemasylahatan, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, mengayomi rakyat, mengatur dan menyelesaikan problem-problem yang dihadapi masyarakat.
Berbicara masalah hukum dalam kepemimpinan islam, Al-Mawardi menulis bahwa kepemimpinan hukumnya wajib. Akan tetapi para pakar masih berbeda pendapat tentang apakah itu wajib secara rasional atau secara syar’i. sebagian kelompok berpendapat bahwa itu hukumnya wajib secara rasio karena memang akal menyeru untuk menghilangkan kezhaliman, kerusakan dan perpecahan yang timbul dari sebuah kelompok atau masyarakat. Sebagian yang lain berpendapat bahwa hukumnya wajib secara syar’i karena pemimpin dalam kepemimpinannya secara langsung terkonstruk oleh syara’sebagaimana tercantum dalam QS. An-Nisa’ ayat 59.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan secara etimologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata “pimpin”. Dengan diawali me menjadi “memimpin” maka berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Secara terminologis, kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. 
Adapun jika dilihat dari segi ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan menuntun, membimbing, memandu  dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Dasar Kepemimpinan Islam, yaitu: 
1. Dasar Tauhid
2. Dasar Persamaan Derajat Sesama Umat Manusia.
3. Dasar Persatuan Islamiyyah  (Ukhuwah Islamiyah)
4. Dasar Musyawarah Untuk Mufakat atau Kedaulatan Rakyat
5. Dasar Keadilan dan Kesejahteraan Bagi Seluruh Umat.
Landasan Kepemimpinan Islam, yaitu :
1. Surat Al-Baqarah ayat 30
2. Surat An- Nisa~ ayat 59
3. Surat An-Nur ayat 55
4. Surat Shad ayat 26
5. Surat An-Nahl ayat 89
6. Hadits Nabi saw. riwayat Imam Bukhari :
Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam Al-Sulthoniyah menyinggung mengenai hukum dan tujuan menegakkan kepemimpinan. beliau mengatakan bahwa menegakkan kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah sebuah keharusan dalam kehidupan bermasyarakat dengan tujuan sebagai pengganti misi kenabian untuk menjaga agama dan untuk memimpin atau mengatur urusan dunia. Selain itu Likhilafati an-Nubuwwah fi-Harosati ad-Din, yakni sebagai pengganti misi kenabian untuk menjaga agama dan Wa Siyasati ad-Dun-yaa, untuk memimpin atau mengatur urusan dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-. Shahih Al-Bukhari, Berut: Dar Ibnu Katsir, 1987-1407
Mar’at, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Ghalis Indonesia, 1983. hal 20
Mawardy, Al-.  Al-Ahkam As-Sulthaniyyah. Mawqi’u Al-Islam (Al-Maktabah Al-Syamilah)
Nawawi, Hadari. Kepemimipinan Menurut Islam. Yogyakarta: GAMA University Press, 1993
Terry, George R. Dasar-Dasar Manajemen. Alih Bahasa : G.A Ticoalu, Jakarta : Bina Aksara, 2003

2 Responses to "KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (Pengertian, Dasar, Landasan, Tujuan & Hukum)"

  1. thanks.:www.langkahislamindonesia.co.id

    BalasHapus
  2. bacaan wajib setiap orang, karena pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin, setuju ya?

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel