Membuka Ruang Nasehat
Agustus 07, 2014
Add Comment
Oleh: Nurdana Rizky Pratiwi
(KETUA KAMMI RUMPUN IBNU KHALDUN UIN SUKA)
Berbicara dan mendengarkan cerita tentang ukhuwah serta perjalanan sebuah organisasi dakwah, pasti ada yg namanya perbandingan antara dulu dan sekarang. Dulu itu kader-kader militan, dulu itu kader-kader nya sangat menjaga sehingga jarang sekali bahkan hampir tidak ada yang namanya cinlok dalam satu kepengurusan oops… Cuma mengutip saja :D, dulu itu kader-kadernya sangat solid tapi tidak terlepas dari tata cara komunikasi antar ikhwan dan akhwat. Dan sekarang kurang lebih berbalik dari yang dulu sehingga sekarang banyak disandingkan dengan nilai minus pada kader maupun kondisi organisasinya.
Ahhh…. Bahkan sudah banyak buku yang membahas tentang fenomena ini. banyak sekali, tidak kurang satu apapun. Bahkan setiap dari kita pun akan mempunyai sudut pandang yang berbeda tentang hal ini, ada yang menganggap bahwa sebagai mas’ul atau kader senior harus memberikan teladan yang baik, mau itu dari segi dunia nyata maupun dunia maya. Ya itu pandangan beberapa dari kita, ada juga yang berpandangan bahwa apa yang didunia maya tidak dapat menjadi tolak ukur dari kesholehan seseorang. Bahkan ada dari kita yang berpendapat bahwa menjaga interaksi sampai munculnya ke-kakuan antara ikhwan dan akhwat adalah suatu bentuk pernyataan diri bahwa kita tidak mampu untuk menjaga diri kita sebenarnya, kalau misalnya kita yakin bahwa kita mampu menjaganya maka berlakulah sewajar saja dalam interaksi. Beragam dan banyak perbedaan, dan inilah wajah kita sekarang.
Yup, semua ini niscaya. Artinya sekarang kita beragam, bukan Cuma satu ragam sehingga butuh beberapa pengertian terkait perbedaan-perbedaan yang fundamen bahkan perbedaan yang seperti terlihat penolakan. Karena pertemuan kita dengan latar belakang yang berbeda, ada yang sudah lebih dahulu “melingkar” sejak SMA atau Aliyah , ada juga yang memang dari keluarga tarbiyah, adapula yang memang sudah aktif ngajinya, tapi perlu diketahui juga bahwa ada yang bahkan berawal dari ketidak tahuan apa itu “melingkar” (liqo) , apa itu syuro, apa itu afwan, akhi, ukhti dan khas komunikasi yang lain bagi aktifis dakwah kampus (ADK). Hingga ketika ada kader yg salah dalam prakteknya, ahsanya bukan kita membicarakan apa kesalahan yg telah dia lakukan tapi meluruskan kesalahanya.
Hingga kita terus mengamalkan QS. Al-ashr. Mungkin ada yang akan begitu kaget ketika melihat seorang akhwat tertawa ria dengan ikhwan, atau becandanya lepas control, atau mungkin status-statusnya di media sosial yang agaknya “aneh” atau bahkan saling memberikan dan membalas koment di media social dengan bentuk koment yang fariatif -termasuk alay atau lebay- .Hehehe ini kedengaranya memang, ihhhh apa sih biasa aja kaleee……, atau mungkin kita termasuk akhwat/ ikhwan yg beranggapan bahwa semua itu biasa saja. Jangan terlalu sensitive dong jadi akhwat/ikhwan, owalahhh……. Sepertinya ada beberapa yang merasakan hal ini.
Sekali lagi ada yg merasakan ini masalah tapi ada juga merasakan bahwa ini bukan masalah, jadi apa sebenarnya masalah kita ?? apa kita perlu mendefinisikan apa itu masalah ? atau bahkan kitapun tidak tau apa itu masalah ??
Jika ini masalah bagi kita maka bukalah ruang nasehat sehingga sebagian dari kita menjadi paham bahwa ini masalah, jika ini bukan masalah bagi kita maka seharusnya hal ini tidak mengganggu kinerja kita sama sekali. Jangan sampai cara tegur kita pada yang belum paham adalah dengan cara penyampaian informasi dari satu mulut ke mulut yg lain, sehingga bukan selesainya masalah tapi justru menjadi pesan berantai. Begitu banyak masalah sepele menjadi besar karena tidak adanya mediasi jalan keluar.
Atau mungkin kita yang terlalu egois untuk tidak mau menerima nasehat lagi??. Sampai kita tidak sadar bahwa yang kita sumbangkan dalam organisasi adalah sebuah ambisi penyelesain proker bukan dakwah yang sebenarnya. Mari kita tradisikan nasehat, membuka kembali ruang-ruang nasehat itu agar saling memperbaiki satu dengan yang lain, apa yang terjadi sekarang itu niscaya. Ada yang harus tetap kuat untuk menjadi guru bahkan teladan, ada juga yg tetap perlu untuk dibimbing agar tetap kuat dalam dakwah.
0 Response to "Membuka Ruang Nasehat"
Posting Komentar